Jumat, 27 Mei 2011

RUMAH PANGGUNG Khas Belitung


         
              Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka. Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Begitu pula dengan arsitektur rumah adat Belitung, rumah melayu awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.




           Rumah adat Belitung disebut Rumah Panggung, dimana jika berdasarkan luas lahannya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Rumah panggung melebar kesamping
b. Rumah panggung memanjang kebelakang
Contoh rumah panggung melebar kesamping beserta denah dan potongannya dapat dilihat pada gambar diatas.
             Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
          Berkaitan dengan tiang, masyarakat Belitung mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.
           Esensi sebuah bangunan yang disebut sebagai rumah adalah tempat berlindung baik dari gangguan binatang maupun kondisi alam lainnya. Ancaman tersebut mempengaruhi bentuk rumah yang dibangunnya. Sementara untuk membangun rumah yang mampu menampung berbagai aktifitas anggota rumah tangga, mereka diharapkan pada keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu dengan kehalusan budi dan daya (budaya) tercipta berbagai kreasi bentuk rumah dengan mengikuti tahapan proses yang unik mulai dari tahapan perencanaan, pemilihan bahan bangunan, peletakan bangunan, konstruksi rumah, hiasan rumah hingga tradisi menempati rumah.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus