Sabtu, 28 Mei 2011

Pulau Lengkuas


   Pulau Lengkuas merupakan pulau yang berdekatan dengan objek wisata Pantai Tanjung Kelayang. Jarak tempuh dari Pantai Tanjung Kelayang menuju pulau tersebut dengan perahu mesin memakan waktu 30 menit. Objek wisata ini berada di Kecamatan Sijuk. Dalam perjalanan menuju ke pulau tersebut, Anda akan menikmati panorama perairan yang menakjubkan berupa taman laut, pulau-pulau kecil serta sembulan bebatuan besar dan kecil berada di atas permukaan air laut yang tenang. Disebelah timur Pulau Lengkuas terdapat Pulau Batu Malang Gede. Selain menyaksikan pesona alam pulau ini juga ideal untuk olahraga menyelam, memancing dan juga penelitian.
Pulau ini terkenal dengan Mercusuar yang masih berdiri tegak, dibangun pada tahun 1882 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Sampai saat ini mercusuar tersebut masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melewati atau keluar masuk Pulau Belitung. Dari desa Tanjung Binga ke Pulau Lengkuas dapat di tempuh dengan motor boat selama lebih kurang 25 menit. Dari pulau Lengkuas ini dapat dilihat keindahan alam laut serta panorama laut di Kabupaten Belitung.

Patuk Lele

Patuk Lele merupakan permainan tradisional yang cukup populer di Kabupaten Belitung, khususnya di kalangan anank-anak. Untuk memainkan permainan tradisional Patuk Lele diperlukan alat atau media berupa 2 (dua) potong kayu. Potongan kayu pertama dengan panjang kurang lebih 40 cm2 disebut “induk” atau enduk dalam bahasa Bangka Belitung.
Sedangkan kayu yang kedua adalah potongan kayu sepanjang kira-kira 6 atau 7 cm2 yang dinamakan “anak”. Nanti, dalam permainan, potongan kayu “induk” digunakan sebagai pemukul. Permainan tradisional Patuk Lele tidak bisa dimainkan di dalam ruangan, melainkan harus dimainkan di luar rumah, khususnya di tanah lapang yang berukuran luas dan tidak terbatas. Selain itu, permainan Patuk Lele sebaiknya dimainkan di tempat yang beralaskan tanah, bukan di ubin atau alas lantai lainnya yang berkontur keras. Sedangkan waktu untuk memainkan permainan Patuk Lele sebenarnya tidak terbatas, namun biasanya permainan ini dimainkan pada waktu siang menjelang sore hari




Meskipun secara umum permainan Patuk Lele mudah dimainkan, namun ternyata diperlukan keahlian khusus untuk bisa memainkan permainan ini dengan aman dan baik. Keahlian khusus itu misalnya, seorang pemain harus mampu mencungkil dengan sempurna agar lemparan yang dihasilkan pun akan menjadi maksimal. Seorang pemain Patuk Lele juga harus jeli, peka, tepat waktu dan tepat sasaran dalam melakukan pukulan pada tahapan kedua agar hasil yang diperoleh juga maksimal. Memiliki keahlian khusus juga diperlukan oleh para peserta yang mendapat giliran jaga. Selain untuk memaksimalkan hasil agar kelompok lawan yang sedang bermain tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya, keahlian khusus itu juga berguna untuk menambah poin. Keahlian khusus yang diperlukan oleh kelompok yang sedang berjaga adalah kejelian dan ketepatan dalam penempatan posisi agar bisa menangkap potongan kayu “anak”, baik setelah dicungkil (tahapan pertama) maupun lemparan dari hasil pukulan (tahapan kedua). Selain itu, para anggota kelompok ini juga harus mampu melempar dengan tepat apabila pada tahapan pertama tidak dapat menangkap potongan kayu “anak” di mana kayu tersebut harus dilempar tepat mengenai potongan kayu “induk” yang diletakkan melintang di atas lubang poros. Permainan tradisional Patuk Lele merupakan salah satu kekayaan budaya Melayu, khususnya di Melayu Bangka Belitung, dan menjadi salah satu wujud keberagaman adat-budaya asli Indonesia. Maka dari itu, keberadaan permainan tradisional Patuk Lele harus selalu menjadi perhatian supaya tidak mengalami kepunahan dan diambil-alih menjadi hak milik bangsa lain.
 

Museum Kota Tanjungpandan




Museum Tanjungpandan beralamat di Jalan Melati kota Tanjungpandan. Museum ini dibangun pada tahun 1963 atas prakarsa Dr. R. Osberger seorang ahli Geologi berkebangsaan Belgia. Semula Museum ini berfungsi untuk menyimpan barang-barang yang berkaitan dengan penambangan Timah di Belitung seperti batu-batu dan sedimen lainnya termasuk cara penambangan timah di darat dan di laut.
Disamping itu saat ini di museum Tanjungpandan manyimpan barang-barang koleksi budaya seperti peninggalan sejarah seperti keris dan tombak serta barang-barang bersejarah yang diperoleh dari bawah laut.

Snorkeling di Belitung

     
Kecantikan Belitung tidak hanya dinikmati dari keindahan pemandangan di atas. Pemandangan bawah air di laut sekitar pantai-pantai Belitung juga cukup menarik untuk dinikmati. Cara termudah untuk menikmatinya adalah dengan berenang di laut Belitung yang jernih.

Menurut informasi beberapa teman, tempat terbaik untuk snorkeling di Belitung adalah di Batu Malang Penyu. Tempat ini berupa batu granit besar cukup jauh dari pantai tepat di depan pantai Tanjung Tinggi. Keunikan lain dari Batu Malang Penyu adalah terdapat gua di atas permukaan air dimana pemandangan bawah air gua tersebut juga sangat indah.Tempat yang kami eksplorasi ini terletak tepat di depan pantai teluk utama Tanjung Tinggii, atau biasa disebut Pelabuhan Bilik. Lokasi terbaik adalah di sisi kanan, hanya di dasar batu-batu granit besar sekitar 100 meter dari daratan.Kami meng-eksplorasi kehidupan bawah air di bawah batu-batu granit di areal sisi kiri dari semenanjung pantai pasir putih menghadap pulau Aji.

Mie Rebus Khas BELITUNG



Apa makanan yang khas dari Belitung ? Pertanyaan ini sering terlontar dari rekan-rekan khususnya para pencinta kuliner Khas se Nusantara. Tak jarang mereka berburu ke suatu kota kecil yang tidak masuk tujuan wisata favorit hanya untuk mencicipi makanan khasnya. Saya mencoba merekomendasikan Sea Food. Ternyata beberapa diantara rekan pecinta kuliner hanya mengamini dan menanggapi dengan datar. Masuk logika Belitung sebuah pulau kecil dengan karakter sama dengan pualau lainnya seperti Karimun Jawa, Lombok, Komodo, Ambon, Derawan, Bunaken, Wakatobi dll yang penduduknya banyak sebagai nelayan. Kelezatan dan kesegaran ikan sudah tidak dapat disangsikan. Pasti segar dan sedap. Sea food segar dan enak hanya nilai plus yang wajib diadakan kemanapun kita berwisata ke tempat-tepat tersebut.

Akhirnya setelah mencicipi diberbagai restauran, ternyata di pulau kecil ini ada sebuah restauran sederhana, dikelola oleh keluarga Nyonya Atep keturunan Tionghoa dengan sajian khasnya Mie. Hampir semua wisatawan yang berkunjung ke Belitung biasanya direkomendasikan mencicipi Mie olahan Nyonya Atep. Dan memang betul, ketika berkunjung untuk mencicipi kuliner khas Belitung ini restauran yang kapasitasnya kurang lebih dapat menampung 40 orang sebagian besar pengunjungnya adalah wisatawan.



Ciri khas Mie Belitung, begitu orang-orang mengenalnya hampir tidak pernah saya jumpai di daerah lain yang cukup terkenal dengan olahan berbahan Mie seperti Medan, Pontianak, Bangka, bahkan dibeberapa kota di pulau Jawa. Inilah kepiawaian keturunan Tionghoa yang sudah lama menetap di Belitung sejak ekplorasi penambangan Timah awal abad 18 lalu. Bahkan keturunan Tionghoa tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan Budaya masyarakat asli Belitung yang kebanyakan orang Melayu.

Mie Belitung adalah hasil kreasi lokal yang memberikan citarasa menyesuaikan letak geografis kepulauan yang banyak menghasilkan ikan. Apabila di beberapa kota lain Mie identik dengan bumbu olahan daging Sapi maupun Ayam, maka Mie Belitung sepenuhnya menghadirkan hasil laut seperti Udang dan Ikan. Dari semangkuk Mie yang berbumbu kuah sea food dan sedikit creamy, rasa kaldu Udangnya begitu terasa. Udang ukuran sedang utuh pun menjadi pelengkap. Aroma kuah kaldunya akan sangat menggoda selera apabila dihidangkan langsung dalam keadaan panas. Temuan lainnya yang sangat unik dalam semangkuk mie adalah potongan Otak-otak Ikan Tenggiri yang jumlahnya membuat penasaran untuk menyantap mangkuk kedua. Beberapa foto-foto artis nasional yang terpajang di dinding restauran ini pernah menikmati sedapnya Mie Belitung restauran Atep Bahkan tidak salah apabila pakar kuliner Bondan Winarno pun pernah mengunjungi dan memuji sebagai tempat Wisata Kuliner yang tidak boleh terlewatkan apabila mengunjungi pulau Belitung.

Hingga saat ini pun, banyak kalangan ibu-ibu rumah tangga yang mencoba membuat mie khas Belitung ini. Maka dari itu, jika ada acara-acara resepsi pernikahan, ulang tahun, khitanan, ataupun acara syukuran yang lain, mie ini selalau menjadi hidangan pelengkap untuk para tamu undangan.

Jumat, 27 Mei 2011

Pantai Tanjung Pendam


     Pantai Tanjung Pendam berada di Kecamatan Tanjungpandan, dari pusat kota Tanjungpandan sejauh 0 Km. Bagi wisatawan yang menginap di Kota Tanjungpandan akan sangat mudah menempuhnya dengan berjalan santai sambil menikmati suasana Kota Tanjungpandan tak terasa sudah sampai ketujuan. Menjelang senja kita dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan yaitu tatkala matahari kembali keperaduannya dimana terlihat sinarnya beraneka ragam dan di saat itu pula banyak masyarakat kota Tanjungpandan berkunjung untuk menikmati indahnya sunset. Hampir disetiap penjuru area Pantai Tanjungpendam dipenuhi dengan orang-orang yang sedang berkunjung pada sore hari, baik yang sedang berkumpul dengan membawa anggota keluarganya maupun para kaum muda yang sedang kasmaran.

PAKAIAN ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BELITUNG


                 Pakaian adat pengantin khas Belitung (BANGKA BELITUNG) untuk perempuan adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang jaman dulu disebut baju Seting dan kain yang dipakai adalah kain bersusur atau kain lasem atau disebut juga kain cual yang merupakan kain tenun asli dari Mentok. Pada kepalanya memakai mahkota yang dinamakan “Paksian”. Bagi mempelai laki-laki memakai “Sorban” atau disebut “Sungkon”.
               Baju pengantin perempuan menurut keterangan orang tua-tua berasal dari negeri Cina, konon menurut cerita ada saudagar dari Arab yang datang ke negeri Cina untuk berdagang sambil menyiarkan agama Islam dan jatuh cinta dengan seorang gadis Cina kemudian melangsungkan perkawinan dengan gadis Cina tersebut, pada perkawinan inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing. Selanjutnya karena banyaknya orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke pulau Belitung terutama ke Kota Tanjungpandan yang merupakan pusat pemerintahan pada waktu itu diantaranya ada yang melakukan perkawinan maka banyaklah penduduk pulau Belitung yang meniru pakaian tersebut. Pakaian pengantin tersebut pada akhirnya kita sebut dengan nama “Paksian”.
          Mengenai pakaian adat ini, seluruh masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tentunya mengenakan pakaian adat ini di saat acara pernikahan yang menggunakan tradisi Melayu.

RUMAH PANGGUNG Khas Belitung


         
              Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka. Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Begitu pula dengan arsitektur rumah adat Belitung, rumah melayu awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.




           Rumah adat Belitung disebut Rumah Panggung, dimana jika berdasarkan luas lahannya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Rumah panggung melebar kesamping
b. Rumah panggung memanjang kebelakang
Contoh rumah panggung melebar kesamping beserta denah dan potongannya dapat dilihat pada gambar diatas.
             Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
          Berkaitan dengan tiang, masyarakat Belitung mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.
           Esensi sebuah bangunan yang disebut sebagai rumah adalah tempat berlindung baik dari gangguan binatang maupun kondisi alam lainnya. Ancaman tersebut mempengaruhi bentuk rumah yang dibangunnya. Sementara untuk membangun rumah yang mampu menampung berbagai aktifitas anggota rumah tangga, mereka diharapkan pada keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu dengan kehalusan budi dan daya (budaya) tercipta berbagai kreasi bentuk rumah dengan mengikuti tahapan proses yang unik mulai dari tahapan perencanaan, pemilihan bahan bangunan, peletakan bangunan, konstruksi rumah, hiasan rumah hingga tradisi menempati rumah.

Rabu, 11 Mei 2011

Demografis

KONDISI GEOGRAFIS
Peta Kabupaten belitung
1. Letak Geografis
Secara geografis Kabupaten Belitung terletak antara 107°08' BT sampai 107°58' BT
dan 02°30' LS sampai 03°15' LS dengan luas seluruhnya 229.369 ha atau kurang lebih 2.293,69 km2.
Batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan laut Cina Selatan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Belitung Timur
- Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Jawa
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar
Kabupaten Belitung merupakan bagian dari wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 98 buah pulau besar dan kecil.

2. Keadaan Iklim
Kabupaten Belitung mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan bulanan pada tahun 2006 antara 3,3 mm sampai 691,6 mm dengan jumlah hari hujan antara 1 hari sampai 30 hari setiap bulannya. 
Curah Hujan tertinggi pada tahun 2006 terjadi pada bulan Desember yang mencapai 691,6 mm. Rata-rata temperatur udara pada tahun 2006 bervariasi antara 24,0 ° C sampai 27,9 ° C, dimana kelembaban udaranya bervariasi antara 81% sampai 92%, dan tekanan udara antara 1009,1 mb sampai dengan 1011,8 mb. 

3.Topografi

Mempunyai ketinggian kurang lebih 500 m dari atas permukaan laut dengan puncak tertinggi ada di daerah Gunung Tajam. Sedangkan daerah hilir (pantai) terdiri atas beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yakni:
- Sebelah Utara oleh DAS Buding
- Sebelah Selatan oleh DAS Pala & Kembiri, dan
- Sebelah Barat oleh DAS Brang dan Cerucuk.
Keadaan tanah di Kabupaten Belitung pada umumnya didominasi oleh kwarsa dan pasir, batuan aluvial dan batuan granit. 

4. Aliran Sungai

Kondisi topografi Pulau Belitung pada umumnya bergelombang dan berbukit-bukit telah membentuk pola aliran sungai di daerah ini menjadi pola sentrifugal, dimana sungai-sungai yang ada berhulu di daerah pegunungan dan mengalir ke daerah pantai. Sedangkan daerah aliran sungai mempunyai pola aliran sungainya berbentuk seperti pohon. 

Luas Kabupaten Belitung dirinci menurut Kecamatan :
Luas Kabupaten Belitung dirinci menurut Kecamatan 
No.
Kecamatan
Luas (KM2)
%
1.
2.
3.
4.
5.
Membalong
Tanjungpandan
Badau
Sijuk
Selat Nasik
909,550
378,448
458,200
413,992
133,500
39,65
16,50
19,95
18,05
5,82
TOTAL
2.293,69
100,00
Sumber: 
Belitung Dalam Angka 2006
(Kerjasama BPS Kab. Belitung & Bappeda Kab. Belitung)



PETA WILAYAH


Minggu, 08 Mei 2011

Tanjung Tinggi Beach - Bangka Belitung

Ada banyak hal menarik tentang Tanjung Tinggi-Bangka Belitung di balik keindahan pantai-pantainya,  Berikut ini sekilas uraian tentang hal-hal menarik di Tanjung Tinggi:

    * Tanjung tinggi adalah pantai yang diapit oleh dua semenanjung. Pantai ini berpasir putih, dan unik karena terdapat ratusan batu granit besar yang tersebar di kedua semenanjung dan juga di laut di depan pantai. Ukuran granit mulai dari beberapa meter kubik hingga ratusan meter kubik lebih besar dari sebuah bangunan sebesar rumah. Anda bisa naik, berjalan dan melompat diantara granit untuk menikmati pemandangan eksklusif dari setiap sudut anda berdiri. Bentuk dari batu-batu besar itu juga unik, sebagian membentuk gua, yang dapat digunakan berteduh selama hujan. Batu-batu itu bertumpuk satu sama lain membentuk obyek yang menarik sebagaimana secara jelas anda bisa lihat dari foto-fotonya.

    * Batu-batu tersebut terletak diatas pasir putih. Sebagaimana anda lihat dari foto, anda bisa berjalan diatas pasir putih diantara batu dan air laut yang jernih. Pasir putih ada dimana-mana sepanjang pantai. Anak-anak akan sangat suka bermain disana. Karena ombak tidak besar, air lautnya jernih dengan permukaan bawah laut yang berpasir, anak-anak akan sangat suka bermain di pantai. Anda tidak perlu khawatir dengan serangan ikan hiu, karena tidak pernah terjadi di Belitung. Satu-satunya yang kadang-kadang harus diwaspadai adalah ubur-ubur, khususnya yang besar.

    * Tanjung tinggi juga dinamakan Pelabuhan Bilik. Dahulu tempat ini adalah pelabuhan nelayan bagi desa terdekat Keciput atau Tanjung Tinggi. Ada paling tidak dua puluh rumah makan seafood sederhana di sepanjang pantai. Ini adalah tempat untuk anda beristirahat sejenak, minum kopi atau memesan makan siang. Menu utama adalah makanan laut. Hanya saja, jangan berharap anda mendapatkan pelayanan sekelas restoran di mall. Mereka hanya orang-orang biasa dari desa yang membuka restoran sederhana. Jangan khawatir, masyarakat di sana selalu ramah pada semua tamu, sama seperti umumnya orang Indonesia.

    * Saran saya, setelah anda check-in di hotel, pergilah ke Tanjung Tinggi. Dengan cara ini, anda bisa menikmati keindahan pantai dalam cuaca yang cerah, untuk menghindari kemungkinan hujan di waktu sore. Jika anda tiba di sana, mampir saja di salah satu restoran seafood di sana. Menu di tiap restoran sama, saran saya pilih tempat yang banyak pengunjungnya karena biasanya masakannya lebih enak, jika anda ingin bersantap siang di sana. Kalau tidak minum kelapa muda juga sangat mengasyikkan. Restoran biasanya menyediakan fasilitas sederhana untuk mandi dan membersihkan badan dari air asin setelah berenang di pantai.

    * Percayalah, begitu anda tiba di sana, anda tidak akan sabar untuk berlari ke pantai dan merasakan halusnya pasir putih dengan ombak yang menyapu pantai dengan lembut. Anda akan berjalan-jalan sepanjang pantai, dan karena penasaran, anda akan menuju batu-batu granit dan memulai petualang dengan melompat diantara bebatuan granit, atau berjalan diantara batu-batu yang besar. Semakin anda mengitari sudut-sudut pantai, semakin bisa melihat keindahan panorama pantai ini. Total panjang pantai kira-kira 1.2km, tapi anda bisa berjalan lebih jauh lagi karena sepanjang pantai pasir tetap putih.

Sabtu, 07 Mei 2011

Gangan: Sup Ikan Khas Belitong

Gangan, sup ikan berwarna kuning dengan kuah yang asam gurih, sangat identik dengan kehidupan masyarakat Belitung di meja makan. Hampir setiap hari ibu-ibu rumah tangga di Belitung membuat masakan ini, dengan berbagai macam varian masakan Gangan yang ada. Gangan mulai terkenal ke luar Belitung seiring dengan pesatnya kemajuan pariwisata Belitung. Banyak yang penasaran bagaimana masakan ini dibuat, dan apa saja jenis nya. Tulisan ini akan membahas Gangan yang semakin hari semakin populer itu.
Jika anda bewisata ke Belitung janganlah terpaku dengan stereotype makanan jakarta dimana kalau ada ikan, pasti minta nya dibakar. Kalau anda ke Belitung, cobalah Gangan. Masakan ini adalah sup ikan dengan kuah kuning dari bahan kunyit dengan irisan nanas muda untuk membuat nya menjadi lebih segar.Tidak semua orang suka sop ikan, alasannya amis. Begitu juga gangan jika menggunakan ikan sembarangan. Jika anda pertama kali mencoba gangan pesanlah Gangan Ikan Kepala Ketarap. Memang ikan ini yang termahal di Belitung saat ini, tapi rasanya luar biasa, tidak ada amis sama sekali. Jika ingin yang sedikit lebih murah, pesan saja Gangan Ikan Kerisi (ikan Terisi). Jangan lupa menggunakan potongan nanas muda agar rasanya menjadi segar.
Hal lain yang membuat gangan menjadi lebih segar adalah tergantung cabe yang digunakan. Cabe rawit asli Belitung adalah yang paling pas, karena aromanya sangat kuat dan segar. Gangan sebaiknya dimasak menggunakan cabe rawit merah (bukan hijau). Jika ikan yang ingin anda masak gangan tergolong ikan berbau amis, biasanya ikan-ikan yang hidup di terumbu karang, maka gunakanlah cabe lebih banyak, karena semakin pedas gangan anda semakin hilang rasa amis nya.
Ibu-ibu penasaran dengan resepnya. Berikut ini tata cara membuat Gangan:
  • Bahan baku: ikan segar, pastikan daging nya masih kenyal, mata bening, insang merah. Jenis ikan yang biasa dimasak gangan: kepala ketarap, ikan ilak, ikan kerisi (terisi), ikan bebulus, ikan ekor kuning, ikan belanak, bahkan di Belitung banyak yang gemar gangan ikan pari dan ikan hiu.
  • Sayuran penyedap: nanas muda yang masih asam, diiris kecil-kecil. Tidak semua ikan cocok dimasak dengan nanas. Biasanya yang dimasak dengan sayur nana adalah ikan ketarap, ilak, terisi, bebulus dan belanak.
  • Bumbu-bumbu: kunyit seujung jari, lengkuas setengah ujung jari, bawang merah, sedikit bawang putih, cabe rawit, sedikit terasi, garam, asam jawa (jika tidak menggunakan nanas), gula pasir.
  • Cara masak: lengkuas dipotong kecil-kecil, ditumbuk halus bersama kunyit, 3-4 siung masukkan bawang merah dan cabe rawit tumbuk sampai halus. Masukkan sedikit terasi bakar dan garam.
  • Masukkan ikan yang sudah dipotong-potong ke dalam panci isi air secukupnya dan masukkan bumbu yang sudah ditumbuk. Panaskan hingga mendidih dan masukkan irisan nanas atau asam jawa, bawang putih yang dipecahkan, sedikit gula pasir. Gangan siap disantap.
Di Belitung sebenarnya ada banyak variasi gangan. Jika anda kesulitan mendapatkan ikan segar, maka ada beberapa jenis gangan yang bisa anda masak dan tidak kalah enak dengan gangan ikan laut. Jenis-jenis gangan dan cara memasaknya adalah sebagai berikut:

  • Gangan Daging Sapi 

    Daging sapi segar akan mudah didapatkan khususnya jika anda tinggal di kota besar. Gangan daging sapi tidak kalah lezat. Pastikan ada tulang iga atau buntut, jika hanya daging saja gangan daging sapi tidak akan enak. Orang Belitung menamakan masakan ini Gangan Darat.Rebus daging dipotong kecil-kecil bersama tulang iga (tetelan) sampai daging lembut dan kari nya keluar. Bumbunya sama dengan gangan ikan laut dengan tambahan kencur. Yang penting JANGAN pakai TERASI dan NANAS. Sayuran yang digunakan adalah irisan singkong dan irisan daun nangka secukupnya (layaknya daun salam).
  • Gangan Ikan Lele
    Cara memasak sama dengan gangan ikan laut. Bumbunya juga sama dan jangan gunakan terasi. Sebaiknya tambahkan sedikit irisan serai. Untuk sayuran jangan gunakan nanas ataupun singkong. Asam jawa diganti dengan pucuk daun kedondong, jika tidak ada irisan kulit kedondong juga cukup.
  • Gangan Ikan Asin
    Gangan ikan asin bumbu nya sama dengan gangan ikan laut, yang membuat berbeda adalah gangan ikan asin menggunakan potongan pelepah keladi sebagai bahan utama, jadi ikan asin tidak boleh banyak, lebih sebagai penyedap, komponen utama adalah pelepah keladi. Gangan ikan asin juga tidak menggunakan nanas.
  • Gangan Kepiting
    Kepiting rajungan ataupun kepiting biasa bisa dimasak gangan. Kepiting dipotong menjadi dua bagian dan bumbu nya sama persis dengan bumbu gangan ikan laut, tetapi tidak pakai nanas ataupun sayuran lain. Yang berbeda adalah gangan kepiting menggunakan santan.
Baiklah ibu-ibu selamat mencoba. Jika ingin gangan yang lebih enak mungkin ada tips khusus yang tentu saja bisa didapatkan jika anda berkunjung ke Belitung dan bisa menanyakan langsung kepada rumah makan atau ibu-ibu di sana.