Patuk Lele merupakan permainan tradisional yang cukup populer di Kabupaten Belitung, khususnya di kalangan anank-anak. Untuk memainkan permainan tradisional Patuk Lele diperlukan alat atau media berupa 2 (dua) potong kayu. Potongan kayu pertama dengan panjang kurang lebih 40 cm2 disebut “induk” atau enduk dalam bahasa Bangka Belitung.
Sedangkan kayu yang kedua adalah potongan kayu sepanjang kira-kira 6 atau 7 cm2 yang dinamakan “anak”. Nanti, dalam permainan, potongan kayu “induk” digunakan sebagai pemukul. Permainan tradisional Patuk Lele tidak bisa dimainkan di dalam ruangan, melainkan harus dimainkan di luar rumah, khususnya di tanah lapang yang berukuran luas dan tidak terbatas. Selain itu, permainan Patuk Lele sebaiknya dimainkan di tempat yang beralaskan tanah, bukan di ubin atau alas lantai lainnya yang berkontur keras. Sedangkan waktu untuk memainkan permainan Patuk Lele sebenarnya tidak terbatas, namun biasanya permainan ini dimainkan pada waktu siang menjelang sore hari
Meskipun secara umum permainan Patuk Lele mudah dimainkan, namun ternyata diperlukan keahlian khusus untuk bisa memainkan permainan ini dengan aman dan baik. Keahlian khusus itu misalnya, seorang pemain harus mampu mencungkil dengan sempurna agar lemparan yang dihasilkan pun akan menjadi maksimal. Seorang pemain Patuk Lele juga harus jeli, peka, tepat waktu dan tepat sasaran dalam melakukan pukulan pada tahapan kedua agar hasil yang diperoleh juga maksimal. Memiliki keahlian khusus juga diperlukan oleh para peserta yang mendapat giliran jaga. Selain untuk memaksimalkan hasil agar kelompok lawan yang sedang bermain tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya, keahlian khusus itu juga berguna untuk menambah poin. Keahlian khusus yang diperlukan oleh kelompok yang sedang berjaga adalah kejelian dan ketepatan dalam penempatan posisi agar bisa menangkap potongan kayu “anak”, baik setelah dicungkil (tahapan pertama) maupun lemparan dari hasil pukulan (tahapan kedua). Selain itu, para anggota kelompok ini juga harus mampu melempar dengan tepat apabila pada tahapan pertama tidak dapat menangkap potongan kayu “anak” di mana kayu tersebut harus dilempar tepat mengenai potongan kayu “induk” yang diletakkan melintang di atas lubang poros. Permainan tradisional Patuk Lele merupakan salah satu kekayaan budaya Melayu, khususnya di Melayu Bangka Belitung, dan menjadi salah satu wujud keberagaman adat-budaya asli Indonesia. Maka dari itu, keberadaan permainan tradisional Patuk Lele harus selalu menjadi perhatian supaya tidak mengalami kepunahan dan diambil-alih menjadi hak milik bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar